TELUK KUANTAN – Berawal dari bantu-bantu sebagai panitia saat menyelenggarakan turnamen sepak bola di lapangan kampung dekat rumahnya, akhirnya perempuan berhijab ini jatuh cinta atas olahraga identik dengan laki-laki tersebut.
Perempuan berhijab tersebut bernama Sherly Putri Yandayani (24), menjadi satu-satunya bahkan wasit perempuan pertama kali dari Riau yang memimpin pertandingan Liga I Putri Nasional.
Menjadi wasit wanita pertama asal Riau di level Nasional, Sherly awalnya mengaku sedikit grogi saat melakoni pertandingan Liga 1 Putri Nasional.
“Awalnya 15 menit pertama memang grogi, tapi setelah itu tidak lagi,” kata alumni SMAN 2 Teluk Kuantan ini (kini Akademi Keperawatan Samawa), Jumat, 1 November 2019.
Sherly mengaku memiliki hobi berolahraga ini akan terus meniti karir menjadi wasit profesional. “Ke depan ingin dapat lisensi FIFA, siapkan fisik dulu,” jelasnya.
Menjalani pekerjaan sebagai wasit sepak bola, kini Sherly sudah memiliki penghasilan sendiri dan bisa membantu orangtua. “Alhamdulillah kalau untuk diri sendiri sudah cukup dan bisa bantu orangtua juga,” ujar perempuan pernah jadi anggota marching band ini.
Meski awalnya keluarga terutama saudara laki-lakinya tidak setuju menjadi seorang wasit, dengan alasan pekerjaan tersebut banyak dilakoni oleh laki-laki. “Karena memang sudah memiliki niat betul, akhirnya keluarga mendukung,” katanya.
Sherly Putri Yandani lahir di Desa Sawah, Teluk Kuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), 28 September 1995. Sewaktu kecil, ia memiliki cita-cita ingin menjadi Polisi Wanita (Polwan), bukan wasit sepak bola.
“Dulu sih cita-citanya waktu kecil ingin jadi Polwan,” cerita Sherly.
Ia menceritakan awal mula tertarik menjadi wasit sepakbola, karena dulunya asik ikut terlibat menjadi panitia turnamen sepakbola di Lapangan Limuno Teluk Kuantan.
Lapangan sepak bola berada di tengah ibukota Kabupaten Kuansing ini memang sering digunakan menggelar turnamen-turnamen antarkecamatan dan klub sepakbola.
“Awalnya karena asik jadi panitia bola, kemudian karena wasit perempuan waktu itu memang tidak ada di Kuansing, makanya timbul keinginan untuk mencoba ikut pelatihan wasit,” ujar Sherly.
Ia merasa punya potensi menjadi seorang wasit dan jalan untuk menjadi seorang wasit waktu itu memang terbuka lebar.
“September 2017 kebetulan ada pembukaan di Pekanbaru untuk wasit lisensi C3, waktu itu Sherly coba untuk ikut,” kata bungsu tiga bersaudara ini.
Setelah mengikuti beberapa tes dan ujian, dirinya dinyatakan diterima menjadi wasit sepakbola. Kemudian hampir dua minggu lamanya ia mengikuti kepelatihan wasit, baru setelah itu keluar sertifikat dan lisensi C3 (tingkat kabupaten).
“Kalau lisensi C3 ini kita hanya bisa memimpin pertandingan di Kabupaten,” terangnya.
Hampir satu tahun lamanya ia menjadi wasit sepakbola tingkat kabupaten, mulai dari asisten wasit hingga memimpin pertandingan. Mulai pertandingan anak-anak hingga dewasa semua sudah lakoni.
Satu tahun setelah itu, tepat September 2018, Sherly mencoba mengambil lisensi C2 (provinsi), waktu itu dibuka di Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
“Alhamdulillah diterima dan sempat ditugaskan menjadi wasit Liga 3 Zona Riau,” katanya.
Selanjutnya belum lama ini ada panggilan untuk memimpin pertandingan Liga 1 Putri Nasional, kebetulan waktu itu ia belum memiliki lisensi C1 (Nasional).
Meskipun belum memiliki lisensi C1 kala itu, tapi ia mencoba mengikuti seleksi di Jakarta dan diterima diberi mandat bertugas di Sleman.
“Saat berada di Sleman, kebetulan untuk lisensi C1 ada pembukaan di Riau, Sherly pulang mengambil sertifikat, sekarang sudah lisensi C1,” tuturnya.
Setelah mendapatkan lisensi C1 Nasional, sejak 24 Oktober 2019 lalu ia ditugaskan PSSI memimpin pertandingan sepakbola Liga 1 Putri Nasional di Bogor, Jawa Barat.
Ia menjadi asisten wasit, ketika itu ada empat pertandingan sudah ia lakoni. Pada hari pertama, menjadi asisten wasit dalam laga PSIS Semarang vs Persija, kedua PS Sleman-Persib, ketiga Persib Bandung-Persija dan terakhir Kamis, 31 Oktober 2019, Persib Bandung-PS Tira Kabo.
“Rencana hari ini pulang ke Pekanbaru karena pertandingan sudah selesai,” katanya.
(https://www.riauonline.co.id/bola/read/2019/11/01/inilah-sherly-wasit-perempuan-berhijab-lisensi-nasional-asal-kuansing-riau)